Baca! Baca! Baca! Lalu, jadilah Anda orang yang berperadaban!

Cari Angin Ke Pasir Putih

Minggu, 30 Oktober 2011

Mesin, jika terus dihidupkan, maka akan mudah panas. Jika telah panas dan tetap dipaksakan bekerja, tanpa dilakukan upaya pendinginan, maka tak mustahil mesin itu akan segera rusak. Demikian halnya peserta didik. Jika mereka terus dipaksakan belajar tiada henti, maka mesin penggeraknya akan mudah rusak. Jika hal ini terjadi, maka selesailah harapan untuk mencipta peserta didik yang unggul.

Itu sebabnya, santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten, baik putera maupun puteri, termasuk seluruh dewan guru, beramai-ramai menjalani refreshing atau cari angin ke Pasir Putih Carita, Ahad (30/10/2011), guna mendinginkan mesin ini. Menggunakan dua mobil besar dan dua mobil kecil, mereka berangkat dari pesantren sekira pukul 08.30 WIB.

Diantara dewan guru yang turut mendampingi mereka, adalah Aang Abdurrahman (Koord. MPS), Ahmad Turmudzi (Koord. PB Qi Falah), Tanto Haryanto, S.Si. (Kepsek MTs-QF), Nurul H. Maarif (Kepsek SMA-QF), Dede Saadah (Bendahara Pesantren), Drs. Herdiana (Guru Geografi), Nur Jannah, S.Pd.I. (Koord. Bahasa Arab), Neng Atikoh (Koord. Bahasa Inggris), Udong Khudori (Koord. Seni), Moh. Subhan (Koord. Kaligrafi), dan lain sebagainya.

Kendati sifatnya refreshing, namun ada dua tujuan utama yang hendak dicapai oleh program cari angin ini. Pertama, ziarah batin. Misalnya, para santri diajak berziarah ke makam Kiai Asnawi Caringin, murid Syeikh Nawawi Banten, yang berlokasi di bibir pantai Caringin Labuan Banten. Di sana, mereka melantunkan tahli berjamaah. “Tujuan ziarah batin ini, ya untuk merilekkan dan merefresh daya spiritualitas santri, yang barangkali saja sudah mulai mengendur. Ini kan bagian dari tradisi kesantrian kita,” ujar Ustadz Ahmad Turmudzi, yang menemani para santri.

Kedua, ziarah lahir. Para santri diajak “berhura-hura” secara lahir dengan bermain-main di pinggir pantai Pasir Putih Carita. Ada yang main bola, futsal, volley, berenang, main pasir, naik banana boat yang menantang, kapal motor, atau sekedar ngobrol ringan sembari menikmati pemandangan yang ada. “Setelah refreshing ini, diharapkan para santri rileks kembali menjalani kegiatan belajar mengajar di pesantren,” ujar Bunda Dede Saadah, pengasuhan puteri.

Diiringi hujan ringan, perjalanan ke Pasir Putih memakan waktu 3 jam-an, termasuk berziarah ke makam Kiai Asnawi Caringin. Setiba di lokasi, para santri mendapat arahan dari Koordinator Majelis Pembimbing Santri (MPS), Ustadz Aang Abdurrahman SE. “Sekarang sudah jam 11.30. Kita makan dulu, lalu shalat dhuhur, baru main-main di pantai,” ujarnya disambut sorak sorai santri.

Usai makan siang dan shalat dhuhur, para santri tampak menikmati kegiatan refreshing ini di pinggiran pantai, kendati diiringi hujan besar. Inilah momen-momen mereka menghilangkan sejenak kepenatan yang dialaminya di lingkungan pesantren, sekaitan kegiatan KBM yang padat. Harapannya, paska kegiatan cari angin ini, semangat dan motivasi para santri untuk menekuni kegiatan belajar mengajar kian bangkit. Karena bagaimanapun, kegiatan pokok mereka tak lain adalah belajar.

Refreshing ini merupakan implementasi atau pengjewantahan satu dari “trilogi santri”; yaitu studi, organisasi dan rekreasi. Ketiganya harus berjalan seimbang. Tidak baik, salah satunya dikedepankan dengan mengesampingkan yang lainnya. “Apalagi yang ditekuni refreshing saja, sementara studi dan organisasi diabaikan,” ujar Bunda.[enha]

0 komentar:


Bulletin Qi Falah edisi 06/1/2009



  © Blogger template Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP