Peringatan Isra’ Mi’raj
“Bajunya Muslim, Hatinya Tak Muslim”
Kamis, 30 Juli 2009
“Inna Allah yuhyi al-qalba al-mayyita bi nuril hikmah,” (Sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang “mati” dengan cahaya hikmah). “Hikmah itu ilmu dan keimanan kepada Allah SWT. Melalui hal inilah, hati yang mati akan dihidupkan oleh Allah SWT.”
Itulah diantara point penting ceramah agama yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah Tenggak Cikulur Lebak Banten, KH. Anung Zainuri al-Hafdiz, pada Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak, Ahad, 19 Juli 2009 malam.
Tampak hadir juga Drs. Engkus Kusnadi, M.Pd. (Pengelola Yayasan Qothrotul Falah), Tanto Haryanto, S.Si (Kepala MTs Qothrotul Falah), dewan guru, tetamu/masyarakat dan ratusan santriawan/santriawati. Peringatan Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan di lapangan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ini juga diselingi kesenian santri, semisal kasidah dan marawis.
Dikatakan penghafal al-Qur’an yang juga santri KH. Arwani Kudus ini, untuk mendapatkan ilmu dan keimanan yang kukuh, umat Islam haruslah meningkatkan kualitas taqwa, memperbaiki akhlak atau moralitasnya dan bergaullah dengan orang saleh. “Orang saleh itu fuqaha’ (para ahli fikih) dan hukama’ (para sufi/wali),” ujarnya.
Hal ini penting disampaikan, imbuhnya, karena saat ini umat Islam mengalami penurunan kualitas takwa, akhlak dan kian jauh dari orang-orang saleh. “Lihat saja misalnya. Banyak diantara kita yang sehari-harinya mengenakan baju muslim, namun hati kita sesungguhnya tak muslim atau tak mencerminkan sifat seorang muslim,” sindirnya.
Karenanya, Isra’ Mi’raj yang merupakan momen terpenting dalam sejarah Islam sebab dititahkannya perintah Shalat, harus terus kita renungi sebagai pelajaran. “Sehingga kita bisa menjadi orang saleh, yaitu orang yang senantiasa melaksanakan hak Allah SWT dan hak anak Adam,” katanya.
“Amin!!!” sambut para santri.[nhm]
0 komentar:
Posting Komentar