Ke Museum Bank Mandiri Ngangkut Buku
Sabtu, 03 Juli 2010
Sabtu, 3 Juli 2010 pagi, sekira pukul 10.30 WIB, dua awak Pondok Baca Qi Falah, Ulum Zulvaton dan Nurul H. Maarif, sudah “berkeliaran” di Museum Bank Mandiri. Ngapain? Mereka tangah nyamperin hibah buku untuk PB Qi Falah dari Forum Indonesia Membaca (FIM).
Seperti telah dinformasikan sebelumnya di berbagai media, termasuk di www.kompas.com, Bisnis Indonesia, www.tvone.net, dan sebagainya, FIM bekerjasama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), tengah menggalang donasi buku dari para donatur untuk dihibahkan ke 10 Taman Baca Masyarakat (TBM) dari berbagai wilayah negeri ini, termasuk salah satu diantaranya Pondok Baca Qi Falah Cikulur Lebak.
Menindaklanjuti rencana itu, dua hari lalu, pihak FIM yang diwakili Mbak Nia, menghubungi awak PB Qi Falah, menginformasikan perihal kepastian hibah buku dari FIM itu. “Bukunya silahkan diambil di Museum Bank Mandiri, Jakarta Kota, antara jam 10.00 s.d. 16.00 WIB. Langsung saja ketemu saya,” begitu kira-kira wanita keturunan Jawa-Jakarta ini menginformasikan via telpon.
Atas informasi itu, awak PB Qi Falah, Sabtu pagi itu langsung meluncur ke Museum Bank Mandiri untuk nyamperin hibah buku yang sudah lama dinanti-nantikan itu. Sesampai di sana, mereka berdua tak langsung menuju markas FIM. Mereka muter-muter dulu untuk melihat barang-barang kuno peninggalan Bank Mandiri. Ada mesin ketik zaman doeloe, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lawas – yang masih bertuliskan Bank Exim –, ada pejabat-pejabat awal Bank Mandiri, dan sebagainya.
Juga tampak beberapa photographer amatiran di beberapa sudut museum, yang tengah jeprat-jepret membidik model (yang juga amatiran). Mereka tampak serius bak pemotretan serius. Semoga saja, usahanya ini benar-benar menjadi professional, seperti niatannya di dalam hati.
Usai melihat-lihat suasana kezamanduluan dan aneka peninggalan Museum Bank Mandiri, keduanya lantas mencari-cari markas FIM, yang bertempat di Lantai 1. Kang Ulum, yang masuk pertama kali ke ruang Perpustakaan FIM, lantas bertemu dengan seorang wanita, yang tampak tengah sibuk menjalani tugasnya mendata buku. “Ngisi buku tamu dulu lah,” gumam Kang Ulum nyantai sok akrab.
Pak Nurul lantas nyusul masuk dan bertanya: “Mbak Nia, yang mana ya?” “Saya Nia,” ujar wanita yang sedari tadi di hadapan Kang Ulum. Ngobrol ringanpun lantas terjadi, yang intinya melanjutkan rencana hibah buku untuk PB Qi Falah. Usai “transaksi”, Mbak Nia lantas ke belakang dan datang lagi membawa sekardus buku hibah itu, dengan sedikit keberatan. “Jumlahnya sekitar 80-an judul,” ucapnya. “Terima kasih banyak. Ini luar biasa. Pasti bermanfaat,” sahut Pak Nurul.
Setelah menyelesaikan administrasi, mengisi daftar pengambilan buku, dan telah resmi menghaturkan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya, keduanya lantas undur diri. Buku hibah itu lalu diangkut menuju lip (yang juga tampak kuno). Motor Honda Tiger yang ukuran bensinnya telah mati dan diparkir di basement itupun lantas distarter. Keduanya melaju riang dari Museum Bank Mandiri, menyusuri penatnya suasana transportasi dan jalan Jakarta, yang kian hari kian memprihatinkan itu.
Sesampai di Matraman, markas besar Kang Ulum, Pak Nurul menerima sms dari aktifis FIM lainnya, Kang Mahmuddin. Rupanya, kata Kang Mudin, ada administrasi lain yang belum terpenuhi. Pak Nurul yang penasaranpun langsung kontak ke FIM. “Hibah buku tadi belum didokumentasikan. Saya lupa,” ujar Mbak Nia, dalam percakapan lewat telpon. Ah, ada-ada saja. Mungkin tabiat orang Jakarta, gampang lupa, karena pikirannya dipenati dan disesaki berbagai persoalan sehari-hari. He.. “Ntar potonya saya email saja,” janji Pak Nurul selanjutnya.
Di Matraman, Pak Nurul dan Kang Ulum langsung membongkar hibah buku itu dan dengan semangat 45 langsung mendatanya satu persatu untuk ditampilkan di website www.pondokbacaqifalah.blogspot.com. “Ya, biar yang mengakses web kita bisa tahu isi PB Qi Falah secara online,” Pak Nurul yang masih tampak ngos-ngosan itu beralasan.
Alhamdulillah, pendataan 80-an buku itupun selesai sekira pukul 13.59 WIB dan mie kuah traktiran Kang Ulumpun telah siap sedia disantap. Mantap! Buku-buku itupun selekasnya akan diangkut ke Pondok Baca Qi Falah, untuk digabungkan dengan ribuan judul buku lainnya yang telah bermukim lebih dulu di sana.
Akhirnya, thank semuanya. Pasti akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Oh ya, jangan segan-segan hibah buku lagi ke kami ya, FIM! He.. [nhm]
0 komentar:
Posting Komentar