Tausiah Pengasuh
Ingin Berhasil, Hormatilah Guru!
Kamis, 05 Februari 2009
PENGASUH Pesantren Qothrotul Falah KH. Achmad Syatibi Hanbali mewanti-wanti para santrinya untuk membangun kebersamaan diantara mereka. Tidak boleh ada pembedaan dan perbedaan karena tujuan mereka datang ke pesantren ini sama, yaitu mencari ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
"Semua santri harus diperlakukan sama, supaya semuanya sama-sama mendapat ilmu. Semoga semuanya bisa jadi manusia yang bermanfaat dan bermartabat,” harap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak Banten ini kepada siswa-siswi Kelas III MTs dan SMA Qothrotul Falah, di Aula Pondok Baca Qi Falah Jl. Sampay-Cileles Km. 05 Sarian Ds. Sumurbandung Kec. Cikulur Kab. Lebak Prop. Banten, Senin (2/01/2009) sore.
Untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan bermartabat, kata Abi - sapaan akrab para santri untuk KH. Achmad Syatibi Hanbali - maka perjalanan panjang nan terjal harus ditempuh. “Tak mudah! Kita harus belajar dengan sungguh-sungguh” pesannya.
Selain itu, ungkap eyang Nilna Dina Hanifa (2,8 tahun) ini, para santri juga harus belajar dengan penuh motivasi dan juga taat pada aturan yang ditetapkan pesantren. Aturan di pesantren, imbuhnya, diciptakan bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk kepentingan kebaikan para santri sendiri.
“Hati-hati, banyak santri yang gagal karena tidak taat aturan. Biasanya, santri yang berhasil itu yang bisa diatur. Mudah-mudahan santri di sini termasuk yang taat dan berhasil yang bisa memberikan manfaat pada orang lain. Insya Allah, kalian akan mendapat berkah,” harap Abi, diamini para santri.
Namun Abi buru-buru mengingatkan, keberhasilan tak seharusnya diukur dengan materi atau kekayaan. Ukuran keberhasilan adalah seberapa besar santri bisa bermanfaat buat orang lain. “Khair al-nas anfa'uhum li al-nas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya," katanya mengutip sabda Rasulullah Saw untuk mejelaskan ukuran keberhasilan itu.
Sebab, kata Abi, jika ukurannya kekayaan sebagaimana anggapan keliru banyak orang selama ini, maka penjual narkoba bisa disebut sebagai orang yang berhasil. “Padahal bukan! Jangan ia dibilang berhasil. Yang berhasil itu orang yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Guru itu orang yang berhasil. Kita bisa jadi presiden, jenderal, atau pejabat, itu karena jasa guru," terangnya. "Makanya, kalau kita ingin berhasil, hormatilah guru! Insya Allah kita akan mendapat kemanfaatan di dunia dan di akhirat," imbuhnya berpesan.
Tak lupa pula, Abi mengingatkan, bahwa ilmu bisa didapat di mana saja. "Di atas bus, sawah, bangku sekolah dan kuliah, pasar, perpustakaan dan sebagainya. Karena itu, carilah ilmu sebanyak-banyaknya,” pungkasnya.[nhm]
0 komentar:
Posting Komentar