Berburu Buku ke Bumi Eraska
Jumat, 02 Januari 2009
Lumrahnya, kita lebih senang merayakan tahun baru dengan aneka ragam seremoni. Kumpul bersama. Makan ramai-ramai. Nonton bareng. Lomba bakar petasan, juga tiup terompet. Atau ke tempat-tempat rekreasi yang penuh keriangan. Toh inti perayaan tahun baru tak lebih sekedar hiburan. Semua juga maklum.
Tapi lain lagi yang dilakukan dua awak Pondok Baca Qi Falah, tepat ketika tahun baru 1 Januari 2009 tiba. Mereka, karena sama-sama dari ndeso, tak biasa merayakannya dengan seremoni yang “serius”. Mereka lebih asyik berburu buku untuk menambah koleksi bacaan pondok baca yang dikelolanya.
Pada Kamis, 1 Januari itu, keduanya, Ulum Zulvaton dan Nurul H. Maarif, sejak pukul 07.25 pagi telah keluar dari sarangnya di bilangan Matraman Jakarta. Ngantuk diabaikannya. Satu tujuan yang dicari: Perumahan Bumi Eraska. Buat apa?
Ceritanya, sehari sebelumnya, ada email mampir di meja Qi Falah dari warga Perumahan Bumi Eraska Kranggan Cibubur, Bapak Imam Rasyadi. Intinya, beliau yang baik hati itu ingin menyumbangkan buku-bukunya untuk koleksi Qi Falah. “Ambil sendiri ya!” katanya di email. “Insya Allah, segera!” jawab keduanya.
Tanpa “ampun” lagi, tawaran menggiurkan itu langsung disambar. Ini kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dan, pagi-pagi tahun baru itulah keduanya meluncur ke alamat yang diberikan oleh Pak Imam – sapaan Imam Rasyadi – hanya untuk berburu buku. Setelah melalui perjalanan melelahkan dan tanya sana-sini, alamat dimaksud tertemukan dan buku-buku donasipun didapatkan. Tak kurang 30 judul buku. Luar biasa!
Dari hasil silaturahim dengan Pak Imam sembari ngobrol ngalor-ngidul itu, ada kesan pengusaha muda dan suami dokter gigi ini memiliki semangat yang tinggi dalam mengarungi hidup. Intelektualitas alumni dan mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI ini pun layak diperhitungkan, kendati tinggal jauh dari ibu kota. Beliau juga begitu peduli dengan arah kehidupan bangsa ini. Ala kulli hal, perbincangan dengan beliau yang ditemani teh manis dan lemper begitu mengasyikkan dan hangat.
“Insya Allah, kapan-kapan saya bantu buku lagi,” katanya ketika keduanya berpamitan undur diri.
Terima kasih Pak Imam. Amanah buku dari Bapak akan dikelola sebaik mungkin. Semoga muncul Pak Imam-Pak Imam lainnya.
Kuartet
Usai undur diri dari kediaman Pak Imam, perjalanan dilanjutkan ke Taman Baca Kuartet, di Cibubur juga. Taman baca yang mengoleksi 4000-an jilid buku dan berdiri sejak 2005, ini dikelola oleh Pustakawan Majalah Hai Edi Dimyati Cs. Edi adalah kawan dekat Obama van Java.
Di Kuartet, keduanya mendapat banyak pelajaran berharga terkait pengelolaan taman baca yang baik, supaya bisa berkembang dan kompetitif di masa depan. Keduanya juga ditunjukkan dokumentasi aksi-aksi teatrikal anak-anak binaan taman baca ini. Qi Falah juga diberi sumbangan buku-buku. Sungguh menyenangkan!
Satu-satunya yang tak menyenangkan, barangkali adanya klaim dari pemerintah daerah atas taman baca yang diawaki bujang Tasikmalaya ini. Taman baca yang murni dikelola dan didanai secara swasta, ini tiba-tiba “diklaim” oleh pemda sebagai “perpustakaan pemukiman”. Malah, ada dua papan nama pemda yang cukup mencolok. Ini kan kelucuan yang paling lucu. Apalagi pemda tak membantu apapun untuk kemajuan taman baca ini. Tak beda “iklan”, sekedar numpang lewat.
Oleh Edi, keduanya lantas diantar ke toko buku murah Bunayya, tak jauh dari Taman Baca Kuartet. Di sana keduanya membelanjakan ratusan ribu rupiah uang sumbangan dari Bapak Abdul Hadi di Cirebon untuk penambahan koleksi Qi Falah.
Usai dari Bunayya Cibubur, keduanya meluncur ke Proyek Senin Lantai IV untuk menghabiskan sisa sumbangan dana alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo itu. Buku-buku murah yang dituju. Al-Hamdulillah, setelah perburuan melelahkan dengan iringan gerimis itu, bahkan hingga sore hari, cukup banyak buku yang bisa dibawa pulang – dari berbagai jenis.
Untuk itu, terima kasih Pak Imam, hatur nuhun Akang Edi, dan kesuwun Kang Abdul Hadi. Bantuan kalian sangat bermanfaat. Doakan Qi Falah bisa mengelola “amanah” itu dengan “amanah”! Amin! [nhm]
0 komentar:
Posting Komentar