KANG LILI, NAHKODA BARU PB QI FALAH
Kamis, 04 Februari 2010
SETELAH setahun menjadi nahkoda bahtera Pondok Baca Qi Falah (PB-QF), kini Ustadz Agus Faiz Awaluddin lengser keprabon dan mandito ratu. Gampangnya, istirahat lah. Kini, posisinya digantikan oleh Ahmad Lili, siswa SMA Qothrotul Falah Kelas XI IPA. Kalau dulu nahkodanya ustadz, kini dicoba nahkodanya darah muda yang masih duduk di bangku sekolah. Harapannya, darah mudanya akan mudah menggelegak untuk terus memajukan PB-QF.
Tak hanya nahkodanya yang gress, ABK (anak buah kapal) nya juga wajah-wajah baru. Ada yang daun muda. Ada yang pohon muda juga. Pokoknya serba new. Malahan jika ABK sebelumnya tidak ada yang dari MTs, kini dicoba dari semua unsur kelas. Pawang, Aris, Amin, dari Kelas VII MTs. Toni, Bahri, Dimyati, Yessi, Ima, Dian, dari Kelas X SMA. Lili, Babe (bukan Baiquni si mutilator 8 anak belia lho), dari Kelas XI IPA/IPS. Domang dari XII IPA. Dan alhamdulillah, tampaknya mereka bahagia menjadi ABK PB-QF dan tampak semangat. Semoga positif ya.
“Ya, kita intinya harus belajar lah. Kepengurusan sebelumnya sudah oke. Bagus. Tapi lebih bagus lagi kalau yang sekarang, di bawah ketiak Kang Lili, PB-QF lebih hidup lagi. Lebih maju lagi. Lebih bergairah lagi. Untuk itu, kami berharap semua agenda yang dicanangkan harus buru-buru digerakkan kembali. Diskusi, bedah buku, buletin, CCT, mading dan yang lainnya. Dan ini bisa dilakukan oleh anak-anak muda,” harap Ustadz Ahmad Turmudzi, senior PB-QF, saat suksesi itu.
Kang Lili yang terpilih secara mayoritas oleh para ABK, menjawab amanah ini dengan sigap. “Insya Allah, sekuat tenaga, kami akan memajukan dan terus mengembangkan PB-QF. Ini kan kebanggaan kita bersama. Karenanya, kita harus membuat kebanggaan ini menjadi lebih baik. Dan kami akan bekerjasama dengan rekan-rekan ABK untuk hal ini. Mohon doa dan bimbingannya,” tandas Kang Lili, yang orang Gunung Kencana ini.
Di hari pertama menjabat, 10 Januari 2010, Kang Lili beserta ABK-nya langsung bergerilya melakukan gerakan-gerakan “bawah tanah”. Struktur langsung dibuat (walau hingga kini belum terpasang juga). Jadual piket langsung dibikin (walau masih angin-anginan). Petugas-petugas pelaksana kegiatan juga langsung ditentukan (kendati hingga kini belum ada satu kegiatanpun yang berjalan). Bulletin? Mading? CCT? Kapan? Semoga saja lekas berjalan.
Ayo Kang Lili, jangan kalah sama yang sudah-sudah. Masak orang Gunung kalah? Masak yang sekarang kalah sama yang sebelumnya? Kalau begini, kita berarti merugi. Dan kita tidak mau, kan? Ayo bangkit![nhm]
0 komentar:
Posting Komentar