Tausiah Pengasuh
“Jadilah Santri Yang Beruntung”
Senin, 12 September 2011
Sebagaimana tradisi Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten, permulaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) paska libur panjang senantiasa diawali dengan pembukaan resmi oleh pengasuh. Pembukaan KBM paska libur Idul Fithri 1432 H kali ini dilaksanakan di Majelis Qothrotul Falah, Sabtu (10/9/2011) malam, langsung oleh pengasuh, KH. Achmad Syatibi Hanbali.
Dalam tausiahnya, Pengasuh yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Lebak ini berwanti-wanti kepada para santrinya untuk menjadi manusia yang beruntung. “Kalian harus jadi orang yang beruntung alias sukses. Jangan jadi orang yang merugi, apalagi menjadi beban masyarakat,” katanya berpesan.
Dikatakannya, untuk menjadi santri yang beruntung, maka ada empat syarat yang harus dipenuhi. Pertama, harus taat peraturan pesantren. Sebagai lembaga, banyak peraturan yang menjadi kebijakan pesantren. “Semua peraturan itu tujuannya untuk kebaikan kalian semua. Kalau tidak ada aturan, ya berantakan hidup ini,” katanya. “Untuk itu, kalian harus ikhlas menjalankan peraturan yang ada, termasuk harus bangun malam, jamaah, ngaji, dll,” imbuhnya.
Kedua, memiliki motivasi yang tinggi. Menurut Kiai Ibing – sapaan akrabnya – motivasi adalah penuntun arah menuju kesuksesan. “Sehebat apapun potensi kita, kalau kita tidak memiliki motivasi ya tidak ada maknanya. Kita tetap saja akan menjadi manusia yang merugi dan tidak akan mencapai kesuksesan,” katanya. “Ingatlah tujuan kalian ke sini untuk apa. Jadikan ini senagai modal dasar motivasi,” imbuhnya.
Ketiga, saling mengingatkan satu sama lain. Kapasitas kemampuan dan potensai masing-masing santri itu berbeda-beda. Makanya harus saling mengingatkan satu sama lain. “Kalau ada yang kurang, ditambal. Ada yang nggak bener, dibenarkan dan seterusnya. Sehingga, kalian akan sukses bersama-sama,” ujarnya.
Keempat, memiliki kesabaran tinggi. Bagi Kiai Ibing, kesabaran ini menjadi kunci kesuksesan, baik sabar dalam hal menjalankan peraturan, proses belajar, maupun sabar dari sisi durasi belajarnya. “al-shabru miftahu kulli ma yurja’ wa kullu khairin bih yakun. Sabar itu kunci segala harapan dan segala kebaikan dengannya dapat diraih. Karenanya, tidak ada alasan bagi kita kecuali harus sabar dalam proses belajar,” pesannya.
Beliau lantas menceritakan kesabaran orang-orang yang sukses. “Ada yang belajar ke Lirboyo Kediri, bahkan ke Amerika Serikat, Eropa, Madinah, Makkah, dll. Mereka meninggalkan keluarganya dalam waktu yang tidak sebentar. Di sana hidup di tengah orang asing. Ketika kembali mereka menjadi sukses, karena kesabaran dan keuletannya. Nah, kalian juga harus begitu, biar sukses. Semoga kalian semua menjadi orang sukses,” harapnya.[enha]
0 komentar:
Posting Komentar