Santri Harus Mampu Menjadi Da’i
Jumat, 16 September 2011
Muhadhoroh atau latihan berpidato, baik dengan menggunakan sarana Bahasa Arab, Inggris, maupun Indonesia, merupakan media pembentukan mental santri agar menjadi manusia-manusia yang mampu berdakwah Islam di tengah masyarakat.
“Malam Jum’at, adalah dituntutnya para santri untuk bisa berdiri dengan kemampuan berdakwah di depan seluruh kalangan santri. Inilah media penggodokan para santri untuk menjadi juru dakwah Islam, yang kelak akan menyampaikan ajaran Islam di tengah umat.”
Demikian petuah yang disampaikan Koordinator Mejelis Pembimbing Santri (MPS), Ustadz Aang Abdurrahman S.E. saat memberikan sambutan pada Muhadhoroh Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Qothrotul Falah (OPPQ), Kamis (14/09/2011), malam, di Majelis Putera Qothrotul Falah.
Selain itu, Ustadz Gaban – sapaan akrab putera Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten ini – menyatakan, pesantren senantiasa memberikan keseimbangan pengatahuan akhirat dan dunia. “Semoga santri di sini memiliki ilmu yang seimbang, dunia dan akhirat, sehingga juga beruntung di dunia dan akhirat,” katanya.
Dikatakannya, orang yang diberi kebaikan oleh Allah adalah mereka yang diberi kesenangan mempelajari ilmu agama. “Rasulullah SAW bersabda: man yuridillah bihi khairan yufaqqihhu fi al-din. Siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka dia akan diberi pemahaman yang baik di bidang agama,” jelasnya seraya mengutip sabda baginda Nabi Muhammad.
Orang yang terus-menerus belajar agama sehingga menguasai tema-tema pokok agama, maka dia tidak akan mengalami kepikunan. “Juga jarang ada orang tua yang rabun, jika ia senantiasa membaca al-Qur’an,” terangnya. “Semoga kita termasuk di dalamnya,” imbuhnya.
Kegiatan muhadhoroh ini, selain diisi sambutan dari pihak pesantren, juga diselenggarakan beragam kegiatan kesantrian. Semisal pembacaan ayat suci al-Qur’an, shalawat Ya Nabi Ya Min Qidam, dan latihan pidato atau public speaker. Untuk pidato bahasa Arab misalnya, dibawakan oleh Ahmad Dimyati (Siswa Kelas XII IPS) dan Khairunnisa (Siswa Kelas XII IPA).
Untuk pidato Bahasa Inggris disampaikan oleh Amalil Wahid (Siswa Kelas XII IPA), Ima Halimatun Najiah (Siswa Kelas XII IPA) dan Moh. Bahri (Siswa Kelas XII IPS). Sedangkan untuk pidato Bahasa Indonesia diorasikan oleh Abdurrohim (Siswa Kelas XII IPA), Ahmad Fathoni (Siswa Kelas XII IPS) dan Munawaroh (Siswa Kelas XII IPA).
Atas terselenggaranya muhadhoroh ini, Ketua OPPQ Putera Moh. Bahri mengutarakan kegembiraannya. “al-Hamdulillah, kegiatannya meriah. Apalagi sebagian penceramahnya ditembak, tanpa direncanakan,” ujarnya di sela-sela kesibukannya membuat absen shalat berjamaah dan absen sorogan kitab, Jum’at (16/09/2011) sore, di Ruang Guru MTs/SMA QF. “Biar berani. Siap nggak siap santri harus siap,” katanya mengakhiri.[enha]
0 komentar:
Posting Komentar