Baca! Baca! Baca! Lalu, jadilah Anda orang yang berperadaban!

Jumat Bersih, H. Agus Babat Habis Rerumputan

Jumat, 16 September 2011

Setiap Jum’at pagi, ba’da shalat shubuh berjamaah, seluruh santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten menjalankan aktivitas olah raga. Kadang berlari-lari, main volley, futsal, bulu tangkis dan sebagainya. Usai menyehatkan diri, mereka lantas bebersih lingkungan, dengan menyapu, mengepel, mencabuti rumput dan membuang sampah yang nampak tak bertuan.

“Ini biar fisik mereka sehat dan lingkungan sehat. Islam kan senantiasa mengajarkan kesehatan. Misalnya, Rasulullah SAW menyatakan, muslim yang kuat itu lebih dicintainya dari muslim yang lembek atau lemah-lemot. Kebersihan juga bagian dari iman, kata Rasulullah SAW,” ujar Ahmad Fathoni, mudabbir yang mengawal jalannya olah raga dan bebersih itu.

Seperti biasanya, untuk kegiatan bebersih, mereka dibagi dengan sistem kapling. Dibagi berkelompok, mereka diberi tugas bebersih sesuai wilayah yang ditentukan. Mereka dilarang beranjak dari wilayahnya, sebelum tugasnya usai ditunaikan. “Ini untuk mengajarkan disiplin dan tanggungjawab para mereka,” ujar mudabbir lainnya, Ahmad Dimyati.

Selain santri, beberapa dewan guru juga tampak turut bebersih memotong rumput yang sudah tak enak dipandang mata menggunakan mesin pencukur rumput. Pengasuh juga tampak sibuk membantu mengisi bensin mesin pemotong itu, ditemani Koordinator Kebersihan, Ustadz H. Agus; sosok penting penjaga gawang kebersihan pesantren.

Mesinpun dinyalakkan dan H. Agus memulai aksinya. Dari satu tempat ke tempat lainnya, rumput-rumput yang mulai meninggi dibabatnya habis tanpa kompromi. Sesekali ia digantikan oleh Kepala SMA Qothrotul Falah. “Pekerjaan ini tidak mudah dilakukan. Capek lho. Makanya, kita harus menghargai kemuliaan setiap pekerjaan, apapun bentuknya. Kalau perlu, kita juga harus merasakannya langsung sebagai bentuk penjiwaan,” ujar kepsek.

H. Agus sendiri tampak menikmati aksinya. Ia senantiasa meniatkan aksinya sebagai ibadah dan bukti bakti setianya pada pesantren. Iapun tak mau berkompromi dengan rerumputan dan sampah-sampah yang merusak pemandangan pesantren. Semua dilibasnya habis.

Ayah Sifa dan Difa ini juga sosok yang tekun bercocok tanam. Saat Ramadhan, ia menanam timun suri di tanah belakang pesantren. Lantas, di depan gerbang pesantren, ia menanam tomat yang saat ini mulai berbuah. Ia juga berencana menanam cabe, untuk membantu kebutuhan dapur pesantren. “Insya Allah tanah belakang akan saya tanami pepaya. Kayaknya bagus. Lumayan bisa buat hiburan santri,” ujarnya di sela-sela membabat rerumputan.

Baik, H. Agus! Babatlah tanaman yang mengganggu keindahan pesantren dan tumbuhkanlah tanaman yang bermafaat untuk santri. Insya Allah, Allah akan melihat baktimu pada pesantren ini dan memberimu hadiah terbaik di sisi-Nya kelak. Siapa mau menirunya? [enha]


0 komentar:


Bulletin Qi Falah edisi 06/1/2009



  © Blogger template Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP