JANGAN TINGGALKAN SHALAT, APAPUN ALASANNYA*
Minggu, 28 Agustus 2011
Oleh KH. Achmad Syatibi Hambali
(Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah)
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT atas karunia rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada Rasulullah Muhammad SAW, shahabat, dan para pengikutnya. Para pengelola, dewan guru, dan para santri yang saya cintai.
Anak-anakku, santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Qothrotul Falah yang saya cintai dan semoga senantiasa diberkahi Allah SWT.
Pondok Pesantren Qothrotul Falah merupakan tempat pembelajaran buat kalian semua, untuk menghadapi persoalan yang lebih keras di tengah masyarakat. Insya Allah, kalau kalian telah terbiasa berlatih dan menempa diri di pesantren, kalian akan lebih siap menghadapi persoalan sekeras apapun. Di pesantren misalnya, kalian sibuk belajar, berkegiatan, dan sebagainya. Sementara makan dan pakaian kalian sederhana dan ala kadarnya. Itulah kehidupan santri yang penuh kesederhanaan. Dengan pembelajaran ini, kalian akan mampu menghadapi masalah apapun.
Anak-anakku… Insya Allah besok (Ahad, 21 Agustus 2011, red.) kalian akan pulang ke rumah masing-masing. Mungkin ada kebiasaan yang berbeda di rumah dengan di pesantren. Di pesantren kalian sering makan nasi yang keras dan tidak ada lauknya. Itulah kehidupan pesantren yang harus kalian hadapi. Ini berbeda dengan di rumah, yang seringkali serba enak. Namun insya Allah, kalau kalian bisa menghadapi kehidupan di pesantren, kalian akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pendidikan dan pematangan diri.
Insya Allah, besok kalian akan berkumpul dengan orang tua, keluarga dan msayarakat yang kalian cintai. Saya berpesan, ketika kalian telah berkumpul dengan mereka, apa yang kalian lakukan selama di pesantren jangan pernah ditinggalkan. Kalau kalian di pesantren menjalankan tadarusan, maka di rumah juga harus melakukan tadarusan. Kalau di pesantren kalian belajar sendiri, di rumahpun kalian harus belajar sendiri.
Selain itu, kalian juga harus bisa mencerminkan akhlak yang baik sebagaimana Rasulullah SAW ajarkan. Beliau mengatakan; innama bu’itstu liutammima makarim al-akhlak (Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia). Karena kalian sekarang sudah menjadi santri, maka kalian harus bisa membedakan akhlak sebelum dan sesudah menjadi santri. Bagaimanapun, kalian harus mencerminkan akhlak yang mulia. Jangan terlalu berani berbicara di hadapan orang tua misalnya. Orang tua harus dihormati, ditakuti dan ditaati. Bahkan Allah SWT memerintahkan kita untuk bersyukur pada Allah SWT dan orang tua, berbuat baik pada keduanya, lebih-lebih ketia usia mereka menginjak tua. Kalian harus membuat mereka bahagia dengan prestasi. Jangan membuat mereka pusing tujuh keliling!
Kalian juga jangan menuntut ini-itu pada mereka, meskipun tuntutan itu baik. Terima kasihlah, walaupun lebaran kali ini kalian tidak dibelikan baju baru. Kalau ekonomi mereka sempit, sehingga tidak bisa membelikan baju baru, tidak usahlah menuntut. Bicaralah pada orang tua, yang penting bulan Syawal kalian bisa berangkat lagi ke pesantren untuk menuntut ilmu. Itu yang penting! Sebab, apa artinya sekarang kalian gagah, tapi tidak bisa melanjutkan pendidikan dan malah jadi bodoh. Utamakan mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Itulah cara berfikir yang maju.
Kalian juga tidak seharusnya menggantungkan segala sesuatunya pada orang tua. Sedikit-dikit orang tua misalnya. Ini akan membuat kalian manja dan ketergantungan. Kalian harus ingat, suatu saat kalian akan berpisah dengan mereka. Karena itu, kalian harus mempersiapkan mental dan kehidupan yang sederhana untuk menghadapi kepastian ini.
Anak-anakku… Kalian harus bisa mencerminkan akhlak yang mulia di hadapan orang tua. Di tengah teman-teman, kalianpun harus menunjukkan akhlak dan kepribadian yang mulia. Ibadah yang biasa dilakuakn di pesantren, kerjakanlah sebaik-baiknya! Jangan tidur melulu! Mentang-mentang libur, di rumah tidur saja. Itu tidak baik! Apa yang dilakukan di pesantren harus juga dilakukan di rumah. Misalnya ada diantara kalian yang belum khatam al-Qur’an, maka khatamkanlah di rumah.
al-Qur’an itu kalamullah, yang al-muta’abbad bi tilawatih (membacanya ibadah). Sekalipun kalian tidak memamahi isinya, itu sudah bernilai ibadah. Saya harapkan, kalian tidak hanya mengejar khatam, tapi bagaimana membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Karena itu, kalian di pesantren ini harus terus-menerus belajar al-Qur’an. Sebab membaca al-Qur’an itu ada aturannya. Ada ikhfa, idgham, panjang, syiddah, dll. Semoga kalian bisa membaca al-Qur’an dengan fasih, sesuai aturan makharij-nya.
Tarawih yang biasa dilakukan di pesantren, juga harus dikerjakan di rumah. Jangan sampai di pesantren tarawih, di rumah tidak. Kalian tidak boleh berhenti tarawih sebelum sebulan. Mumpung kalian masih ketemu Ramadhan. Sebab, lepas Ramadhan tidak ada lagi waktu untuk tarawih. Jangan mentang-mentang di rumah, tarawih, baca al-Qur’an, dan shalat, tidak dikerjakan. Pesan saya, jangan pernah meninggalkan shalat, apapun alasannya! Jangan juga berani meninggalkan puasa tanpa udzur!
Anak-anakku… Kerjakan ibadah sebaik-baiknya. Semoga ibadah kalian bisa membantu proses belajar kalian, sehingga belajar kalian dimudahkan Allah SWT. Karena hakikatnya, yang memberi kalian ilmu itu Allah SWT. Guru atau kiai, itu hanya perantara. Karena itu, kalian harus mendekatkan diri pada Allah SWT dengan tarawih, tadarus, puasa, shalat, dan doa-doa.
Terakhir, mohon sampaikan salam saya dan keluarga besar Pondok Pesantren Qothrotul Falah kepada keluarga kalian di rumah. Hanya itu yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
*Sambutan Pengasuh disampaikan pada Malam Perpulangan Santri, Sabtu, 20 Ramadhan 1432 H/20 Agustus 2011 M, di Lapangan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten.
0 komentar:
Posting Komentar