HAFAL JUZ' AMMA SEBAGAI PASSWORD KEPULANGAN
Minggu, 14 Agustus 2011
Setiap Idul Fithri, semua instansi diliburkan, tak terkecuali pesantren dan sekolah-sekolah formal. Seluruh santri dipulangkan sekedar untuk mudik dan bersilaturahim atau maaf-maafan pada orang tuanya. Demikian halnya santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten. Rencananya, terhitung sejak 20 Agustus hingga 5 September 2011, mereka diliburpanjangkan guna memeringati Idul Fithri 1432 H.
"Insya Allah, sesuai musyawarah guru-guru, kita akan libur pada tanggal itu. Tentunya setelah semua kegiatan di pesantren selesai, baik kegiatan formal maupun pasaran kitab kuning," demikian dinyatakan Ahmad Amrullah, Bagian Pengasuhan Santri Putra. "Di pesantren lain, waktu liburnya juga kurang lebih sama," sambungnya.
Bagi santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah, kendati semuanya mendapatkan jatah liburan Idul Fithri, namun tidak serta-merta mereka bisa pulang melenggang begitu saja ke kampung halaman. "Ada ketentuan-ketentuan akademis yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebagai persyaratan kepulangan," ujar orang Cirebon Jawa Barat ini.
Misalnya, mereka tidak akan diberikan hak izin pulang, jika belum mengkhatamkan al-Qur'an seminimalnya sekali. "Jadi, khataman al-Qur'an menjadi password kepulangan mereka," tambah Bunda, Bagian Pengasuhan Santri Puteri. Bahkan, biasanya yang khatam terbanyak akan mendapat hadiah tiket geratis dan pesangon kepulangan.
"Tidak hanya itu. Mereka juga diharuskan menghafalkan Juz 'Amma sebagai syarat kepulangan lainnya. Tentu saja disesuaikan dengan kelas mereka. Yang tertinggi, Kelas XII SMA, harus menghafalkan Juz 'Amma penuh ditambah Surah Yasin, Surah al-Waqiah dan Surah al-Mulk. Kalau nggak hafal, ya kepulangannya dipending saja. Silahkan nambah hari. Kalau tidak hafal juga, kita tunggu hingga lebaran," ujar Bunda.
Menurut Bunda, tujuan pemberian persyaratan ini adalah untuk oleh-oleh atau hadiah bagi orang tuanya di rumah. "Ketika orang tuanya bertanya, apa yang sudah didapatkan, maka mereka bisa berbangga memberikan oleh-oleh hafalan Juz 'Amma itu," ujarnya. "Selain itu juga untuk kepentingan masa depan mereka sendiri tentunya," imbuhnya.
Ketika mereka di rumah kelak berlibur, merekapun tidak akan dibiarkan menyia-nyiakan waktunya. Mereka harus tetap menjalani disiplin pesantren; shalat tepat waktu, tadarusan al-Qur'an dan mendaras kitab kuning. Kalua perlu juga menambah hafalan surah-surah al-Qur'annya. "Harapannya, belajar para santri tidak hanya di lingkungan pesantren, tapi juga di rumah. Sayang jika waktunya terbuang sia-sia, karena alasan liburan," kata Bunda berharap.[enha]
0 komentar:
Posting Komentar