PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN
Jumat, 29 Juli 2011
RUBRIK DIALOG AGAMA
BERSAMA KH. ACHMAD SYATIBI HAMBALI
(Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah dan Ketua MUI Kab. Lebak)
al-Nushush qad intahat wa al-waqa'i la tantahi. Teks agama telah selesai diproduksi, sementara persoalan sosial-kemasyarakatan terus berkembang. Pertanyaannya; bagaimana menyelesaikan persoalan sosial-kemasyarakatan yang terus muncul, sedangkan teks agama telah berhenti diturunkan dan selesai diproduksi. Di sinilah peran dan tugas ulawa pewaris Nabi Muhammad SAW, untuk berijtihad mencari solusinya. Untuk itulah, www.qothrotulfalah.com menyediakan rubrik dialog agama, yang diasuh Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Lebak, KH. Achmad Syatibi Hambali. Masyarakat yang memiliki problem sosial-kemasyarakatan, silahkan melayangkan pertanyaan ke info@qothrotulfalah.com, dengan menyebutkan identitas dan alamatnya. Insya Allah setiap pertanyaan yang masuk, akan direspon sebaik-baiknya.
PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
Pak Kiai yang terhomat. Semoga Pak Kiai dan keluarga senantiasa diberi kesehatan oleh Allah SWT, dan senantiasa diberi-Nya kesuksesan dalam menjalankan segala aktivitas.
Pak Kiai, al-hamdulillah, sebentar lagi Bulan Suci Ramadhan 1432 H akan tiba. Pak Kiai, saya ingin bertanya tentang menyambut Ramadhan. Menurut Pak Kiai, bagaimana dan persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh kaum muslim untuk menyambut kehadiran Bulan Suci Ramadhan yang kita rindukan selama ini?
Terima kasih atas jawabannya.
Wassalamu'alaikum, Wr. Wb.
PENANYA
Munawaroh (Santri Kelas XII IPA SMA Qothrotul Falah, asal Cikulur Lebak)
Ima Halimatun Najiah (Santri Kelas XII IPA SMA Qothrotul Falah, asal Cikulur Lebak)
JAWABAN
Wa'alaikumussalam, Wr. Wb.
al-Hamdulillah, saya dan keluarga sehat-sehat saja. Semoga, anak-anakku, Ima dan Muna, beserta keluarga, juga senantiasa sehat dan diberkahi Allah SWT dalam setiap aktivitasnya. Terima kasih atas pertanyaannya.
Betul, anak-anakku, insya Allah Bulan Suci Ramadhan 1432 H, akan segera tiba. Kapan mulainya, kita harus menunggu Sidang Itsbat Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Mudah-mudahan, hasil sidang itu sesuai dengan yang telah banyak tertulis di kalender dan semoga tidak ada perbedaan di antara umat Islam.
Kita semua, umat Islam di seluruh penjuru dunia, patut berbahagia, karena masih diberi kesempatan umur oleh Allah SWT untuk menjalankan rukun Islam yang keempat ini. Rasulullah SAW mengatakan: man fariha bi dukhuli Ramadhan, harrama Allah jasadahu ala al-niran. (Siapa yang bergembira karena datangnya Ramadhan, maka Allah SWT mengharamkan jasadnya masuk neraka). Semoga, kita termasuk orang-orang yang berbahagia atas kedatangan Ramadhan, sehingga Allah SWT mengharamkan jasad kita masuk neraka. Berarti, kalau jasad kita diharamkan masuk neraka, kita akan masuk surga. Amin!
Terkait pertanyaan anak-anakku, Ima dan Muna, maka persiapan yang harus dilakukan untuk menyambut Ramadhan, antara lain; pertama, persiapan keimanan. Kalau ibadah didasari keimanan yang kuat, apapun bentuknya, baik yang berat apalagi yang ringan, maka ibadah itu akan terasa mudah dan menyenangkan. Karena itu, bulan Ramadhan harus disambut dengan keimanan yang kokoh, sebagai bagian dari implementasi keimanan kita sebagai mukmin. Harapannya, puasa Ramadhan kali ini bisa kita tunaikan dengan mudah dan menyenangkan, juga lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kedua, persiapan mental. Ramadhan tidak berarti menghentikan kegiatan-kegiatan sehari-hari kita. Yang kerja, tetap kerja. Yang sekolah, tetap sekolah. Yang dagang, tetap dagang. Yang nyangkul, juga tetap nyangkul. Yang PNS, juga tidak libur. Namun, tentu saja, Ramadhan harus dimaknai secara positif, serta tidak dijadikan alasan untuk malas-malasan apalagi meninggalkan kewajiban yang biasa dilakukan. Hanya saja, kita perlu mempersiapkan mental. Misalnya, yang biasanya kerja sambil makan, ngopi, ngerokok, sekarang tidak boleh dilakukan, karena sedang berpuasa. Emosi dan hawa nafsu, juga harus bisa dikendalikan sebaik-baiknya. Ini penting disiapkan, sehingga ketika menjalankan puasa, kita memiliki nilai-nilai yang lebih baik dibanding hari-hari biasa, supaya ibadah kita berkualitas dan dinilai plus oleh Allah SWT.
Mungkin, ini saja jawaban saya. Semoga ada manfaatnya. Dan semoga pula, ibadah puasa anak-anakku, Ima dan Muna, juga kaum muslim lainnya, berkualitas dan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Wa Allah a'lam.[]
(Cikulur, Jum'at, 28 Juli 2011)
0 komentar:
Posting Komentar